Ada tiga kendala utama sebuah mengapa aplikasi anti plagiarisme tidaklah populer di Indonesia.
Pertama
Harga yang mahal. Tidak bisa dipungkiri kalau aplikasi anti plagiat yang beredar saat ini sangat mahal. Di luar negeri urusan plagiat sudah sangat diperhatikan. Oleh karena meskipun mahal tapi mayoritas mereka mendapatkan pendanaan yang cukup untuk membelinya.
Kedua
Kurang lengkapnya data pembanding dari anti plagiarisme tersebut. Mayoritas andalan aplikasi anti plagiat yang besar adalah jurnal jurnal internasional dan materi di Internet. Padahal mayoritas plagiat dalam sebuah karya tulis seperti tugas akhir dan skripsi adalah tugas akhir dari koleksi perpustakaan kampus atau kampus yang lain. Oleh karena itu aplikasi anti plagiat di Indonesia seharusnya lebih fokus menyasar ke koleksi koleksi perpustakaan.
Ketiga
Penggunaan dalam bahasa Indonesia. Tidak dapat dipungkiri meskipun masyarakat Indonesia mayoritas sudah fasih berbahasa inggris (karena semenjak SD sudah mendapatkan materi bahasa inggris). Namun materi penulisan karya ilmiah mulai dari tugas akhir hingga disertasi masih menggunakan bahasa Indonesia. Itulah mengapa aplikasi pendeteksi plagiat dari luar negeri tidak dapat berkembang di Indonesia karena aplikasi yang ada di pasaran tidak menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di sini.
Dari ketiga problem di atas Tessy adalah aplikasi anti plagiat yang paling cocok di Indonesia saat ini. Selain karena harga yang terjangkau, aplikasi Tessy lebih membumi dengan membandingkan data data yang ada di kampus ketimbang jurnal jurnal terakreditasi.
Untuk pemasangan dan instalasi dapat menghubungi tessy.idn@gmail.com atau anggi@gamatechno.com
Ditulis oleh
Dimas Mukhlas W
Penulis adalah co-founder dari tessy.id. Saat ini penulis juga merupakan penanggung jawab starup pendidikan terbesar di Asia tenggara yang bernama Brainly. Untuk mengenal lebih dalam penulis silahkan kunjungi web nya di http://notafra.id